Dan Dayah segera merebahkan kepalanya di bahu Gun dan menangis terisak. Gun mengusap-ngusap rambut dan punggung Dayah untuk menenangkannya. “Sudahlah, Day.. Day masih punya kami..”, kata Gun sambil melepas rangkulan Dayah dan menatap matanya. “Kami sayang Dayah.. Saya sayang Dayah..”, kata Gun. “Benarkah?”, tanya Dayah sambil meyeka air matanya. Gun tak menjawab hanya mengangguk sambil menatap mata Dayah. Lama mereka saling bertatapan. Ada rasa tak menentu ketika Dayah menatap mata Gun. Apalagi ketika Gun sedikit demi sedikit mendekatkan wajahnya hingga hampir bersentuhan. Dayah tak bisa berkata apa-apa ketika terasa ada rasa hangat dan nyaman ketika bibir Gun menyentuh bibirnya. Ketika Gun mengecup bibirnya, Dayah hanya bisa terpejam merasakan rasa nyaman dan rasa berdesir di hatinya. “Mmhh..”, hanya itu yang keluar dari mulut Dayah ketika Gun mulai melumat bibirnya.
“Pak.. Jangan.. Mmhh..”, kata Dayah ingin menolak tapi gairahnya telah mulai naik. Gun tak menjawab, tapi makin hangta melumat bibir Dayah. “Mmhh..”, Dayah mendesah dan mulai terbawa aliran gairahnya yang bangkit perlahan. Dibalasnya ciuman Gun dengan panas dan liar. Sebagai wanita yang telah lama tidak merasakan kehangatan sentuhan laki-laki, perlakuan Gun membuat Dayah bergairah tinggi dan mulai melupakan kesedihannya saat itu. “Luck.. Aku.. Aku.. Ohh..”, suara Dayah terputus putus serak ketika tangan Gun mulai menggerayangi bagian depan baju dasternya. Dua gumpalan empuk di dada Dayah diremas perlahan oleh Gun sambil tetap berciuman. “Day, kita pindah ke kamar..”, ajak Gun sambil menarik tangan Dayah. “Tapi.. Tapi.. Bagaimana dengan Ibu?”, tanya Dayah ragu. Gun menarik Dayah ke kamar. “Maksudnya apa, Luck..”, tanya Dayah. Gun tidak langsung menjawab, tapi langsung memeluk dan melumat bibir Dayah. Dayahpun karena sudah terbawa gairahnya langsung membalas pagutan Gun.
Keduanya terus berciuman sambil melepas pakaian masing-masing. Gun merebahkan tubuh telanjang Dayah ke atas kasur. “Ohh.. Paakk.. Mmhh..”, desah Dayah keras ketika lidah dan mulut Gun menggigit dan menjilati buah dadanya, apalagi ketika satu tangan Gun turun ke perut lalu turun lagi ke memeknya yang sudah sangat basah. “Saya sayang Day..”, kata Gun sambil menatap Dayah lalu kepalanya mulai turun ke perut lalu turun lagi ke memek. “Oohh.. Ohh.. Oww.. Sshh..”, jerit lirih Dayah sambil mata terpejam ketika lidah Gun liar menjilati belahan memek dan kelentitnya bergantian. Serr! Serr! Serr! Dayah merasakan rasa nikmat yang sangat luar biasa ketika cairan cintanya menyembur disertai dengan geliatan dan gelinjang tubuh ketika rasa nikmat itu menjalar.
“Ohh, Pakk.. Aku sudah lama tidak merasakan hal seperti ini.. Makanya aku keluar cepat..”, kata Dayah sambil menatap Gun yang sudah berada di atas tubuhnya. “Saya akan membahagiakan kamu.. Kapan saja Dayah mau..”, kata Gun tersenyum lalu mengecup bibir Dayah. sambil mengarahkan kontolnya ke lubang memek Dayah. Dayah meraih ****** Gun dan membimbing ke lubang memeknya. Tak lama Gun sudah turun naik memompa kontolnya di lubang memek Dayah. “Ohh.. Mhh..”, desah Gun dengan mata terpejam sambil memeluk Dayah. “Ohh.. Enak sekaliihh.. Ohh..”, desah Dayah sambil menggoyangkan pinggulnya cepat. Setelah beberapa lama, serr! Serr! Serr! Kembali Dayah menyemburkan air maninya disertai jeritan kenikmatan dari mulutnya. “Nikmat sekali.. Ohh..”, bisik Dayah dengan tubuh lunglai. “Tengkurap, Day..”, pinta Gun sambil mencabut kontolnya. Dayah menuruti permintaan Gun tersebut.
Dayah membalikkan badannya tanpa menungging, lalu melebarkan kakinya agar ****** Gun bisa mudah masuk lubang memeknya. Bless..! Gun mengarahkan ****** ke lubang memek Dayah dari belakang lalu menekan dan akhirnya ****** Gun leluasa keluar masuk. Mata Gun terpejam merasakan kenikmatan memompa kontolnya di memek Dayah sambil memegangi bongkahan pantat Dayah yang bulat padat.
“Ohh.. Saya mau keluarrhh..”, kata Gun serak. “Jangan dikeluarkan di dalam, pak... Aku nggak KB..”, kata Dayah cepat. Gun makin mempercepat pompaan kontolnya lalu dengan segera mengeluarkan kontolnya kemudian digesek-gesekkan di belahan pantat Dayah, sampai.. Croott! Croott! Croott! Air mani Gun menyembur banyak dan jauh hingga punggung Dayah. “Ohh.. Enak sekali, Day..”, kata Gun sambil berbaring di samping tubuh Dayah yang masih tengkurap berlumuran air mani Gun di punggung dan pantatnya.