Cerita Seks Remaja : Kenikmatan Sesaat

Jam 18.30 aku dan Linda sudah meluncur di jalan. Ia menunjuk sebuah Mall, Cerita Seks Remaja : maka ke sanalah mobilku kuarahkan. Dari keterangan Linda pula aku tahu nanti mesti menuju ke salah satu sudut cafe terbuka di Mall tersebut. Cerita Seks Remaja : Di sana, menurut Linda pula, kita tinggal menjatuhkan apa saja; bisa sapu tangan, korek api, atau barang belanjaan. Setelah itu akan ada laki-laki yang berlagak mengambilkan barang yang jatuh itu. Cerita Seks Remaja : Kalau kita suka pada laki-laki itu tinggal bilang "OK" tapi kalau tidak suka tinggal bilang "Thanx." 

Cerita Seks Remaja : Kenikmatan Sesaat | www.novelremaja.com

"Kalau OK, mainan itu akan langsung nguntit kita, hi, hi, hi..," jelas Linda sambil cekikikan.
Aku pun menyambutnya dengan tertawa dan masih ada perasaan-perasaan tegang.
"Kamu bilang mainan?" tanyaku.
"Ya, kita semua di tempat fitness menyebutnya mainan, mainan pembawa nikmat, hi, hi, hi..," kata Linda lagi masih ditutup dengan tawa.

Untung lalulintas tak begitu padat hingga tepat jam 19.00 kami sudah tiba di sana. Cafe yang disebut Linda ternyata hanya warung terbuka biasa yang menjual aneka minuman dan makanan ringan. Tampak di sana sejumlah anak muda laki-laki dan perempuan.

"Yang cewek nyari cowok, yang cowok nunggu panggilan cewek," bisik Linda, dilanjutkan aksinya menjatuhkan saputangan tanpa menghentikan langkah melewati cafe tersebut. Aku pun tak mau ketinggalan menjatuhkan kaca mata gelapku. Betul saja tidak lama kemudian ada dua anak muda menghampiri dan mengembalikan barang-barang tersebut. Aku pandangan si pembawa kacamataku, seperti terkena sihir mulutku otomatis mengatakan "OK," demikian pula Linda yang mungkin merasa cocok dengan anak yang menghampirinya. Tanpa basa-basi lagi kami memutuskan untuk segera meninggalkan tempat itu.

Cerita Seks Remaja : Setibanya kembali di tempat parkir, dua anak muda itu masing-masing mengenalkan diri.
"Ronny," kata pasangan Linda sambil mengecup pipi Linda kemudian menjabat tanganku. Linda pun membisikan namanya.
"Alvin," kata pasanganku sambil mengecup dan menggandeng pinggangku.
"Oh," hatiku terasa melayang meski hanya digandeng begitu saja.
Kemudian kubisikan pula namaku. Suasana yang lama hilang serasa kembali lagi. Segera pula kurugoh tas kecilku untuk mengambil kunci mobil.
Begitu hendak membuka pintu mobilku, Alvin merebutnya sambil berbisik, "Biar Ronny saja yang nyetir, kita di belakang."
Aku langsung mengangguk menyetujuinya.

Kami meluncur ke arah utara kota. Baru saja beberapa ratus meter meninggalkan halaman Mall, tangan Alvin sudah mulai beraksi. Ia mengusap-usap leherku, kemudian mendekat dan menciuminya dari samping. Tak ayal aku menggelinjang. Ciuman Alvin menjalar ke kuping, terus melaju, dan akhirnya mendarat di bibirku. Mendapat serangan yang sudah lama kurindukan, kontan kubuka bibirku langsung menyambut juluran lidah Alvin. Kami pun berpagutan cukup lama. Dari sudut mataku kulihat Linda pun merapat, terlihat gerakan tangannya menghampiri celana Ronny. Sejenak tampak Ronny mengangkat badannya, rupanya ia memberi ruang pada Linda untuk membuka resleting celananya dan mengeluarkan kemaluannya.

"Ehmm.. lumayan besar," demikian terdengar suara Linda, tapi tak kulihat lagi kepalanya karena sudah merunduk tenggelam di pangkuan Ronny yang sedang menyetir. Selanjutnya hanya kudengar suara kecupan dan kuluman mulut Linda yang rupanya sedang melakukan oral di kontol Ronny.

Aku sendiri mulai sibuk, lidah kami saling melilit dalam ciuman yang sangat hot. Alvin mulai meraba-raba pahaku, kemudian naik hingga sampai di bagian "V" celana dalamku. Aku bergeser memberikan ruang bagi tangannya agar bisa tepat di celah belahan memekku. Sementara tanganku pun mulai berani merayap tepat di atas sebentuk benda tegang di balik celananya. Kuelus-elus benda hangat yang berada di balik celana itu, dengan jari telunjuk dan jempol kujelajahi sepanjang batangnya. Aku punya kesimpulan kontol Alvin relatif besar, dari pengalamanku pula aku yakin saat itu belum mengeras sepenuhnya.
"Kalau sudah ngaceng sepenuhnya tentu besar sekali," begitu pikirku.

Alvin masih mengelus-elus celah memekku dari luar dengan jari tengahnya. Aku yakin celana dalamku jadi basah karenanya. Sementara itu mobilku terus melaju di tengah keramaian kota. Untung seluruh kaca mobilku berlapis pelindung cukup gelap. Kami bisa melihat ke luar tapi orang-orang di luar tak pernah tahu apa yang kami perbuat. Ada juga perasaan aneh ketika melakukan itu semua di tengah keramaian, tapi yang jelas nafsuku menjadi lebih bergelora hingga pagutanku di mulut Alvin kian ganas. Apalagi ketika mobil berhenti di lampu merah, aku malah membayangkan orang-orang di mobil di kiri-kanan kami sedang menyaksikan adegan-adegan hot ini. Begitu pula ketika ada orang lewat menyebrang, ingin rasanya aku ditonton mereka. Ahh.. pendeknya pengalaman baru yang sungguh mengasyikan. Tanganku pun mulailah membuka ikat pinggang celana Alvin, langsung pula menarik resletingnya. Langsung kontolnya meloncat keluar karena ternyata Alvin tak memakai celana dalam.

"Wow, besarnyaa..," teriakku agak kaget begitu melihat kontol Alvin.
Lantas sambil menggenggam batang kontol pacar baruku itu aku berbisik, "Vin, apa kesukaanmu?"
"Blow job," jawab Alvin ringkas. Aku terdiam belum mengerti.
"Iseplah..," kata alvin menjelaskan.
Aku pun senyum dengan menggenggam kontolnya lebih erat lagi, "Jadi blow job itu artinya ngentot pakai mulut?" tanyaku bermanja-manja dan pura-pura bodoh.

Cerita Seks Remaja : Setelah itu tak banyak bicara lagi kujilati bagian kepala kontolnya Alvin. Ini adalah bagian pemanasan yang paling kusuka ketika Amri masih hot-hotnya. Maka ketika kujilati, kuciumi, dan kuemut-emut kepala kontol Alvin, aku melakukannya dengan intens sekali. Alvin pun segera melenguh merasa nikmat, tangannya dengan agak kasar menyingkapkan celana dalamku ke pinggir hingga jarinya kini bisa menyentuh langsung alat kenikmatanku yang sudah lama tak tersentuh laki-laki itu.
◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2012 MEMEK TANTE GIRANG Seo Elite by BLog BamZ | Blogger Templates